Minggu, 15 Januari 2012

Keislaman Usaid bin Hudhoir

Salah satu sahabat Rasulullah saw itu adalah putra dari seorang pemimpin Aus dan termasuk seorang bangsawan Arab di  masa jahiliyah. Disaat Islam datang menunjukkannya ke jalan yang mulia, bertambahlah martabat dan budi luhurnya. Beliau memilih untuk menjadi seorang yang ahli ibadah dan mengorbankan jiwa, raga, dan hartanya di jalan Allah SWT dan rasulNya.
Perjalanan Usaid bin Hudhair menuju hidayah Allah SWT bermula dari kedatangan Mush’ab bin Umair ke Madinah untuk mengajarkan agama Islam kepada kaum Anshor yang telah berbai’at kepada Rasulullah saw. Mereka hadir dalam dakwah Mush’ab dengan jumlah yang sangat besar, mereka mendengarkan keterangan-keterangan yang jelas dan masuk akal, kehalusan budi dan pancaran iman Mush’ab sangat menyentuh hati meraka, dan yang menonjol diatas budi pekertinya adalah lantunan ayat-ayat suci yang dibacakannya dengan suara yang empuk dan merdu serta alunan yang manis menawan. Tanpa terasa mereka mencucurkan air mata dan menyesali akan perbuatan nista yang pernah mereka lakukan.
Dua pemimpin kabilah Aus, Usaid bin Hudhair dan Sa’ad bin Mua’dz mendapatkan informasi akan seorang da’i Mekah yang datang ke Madinah itu, bahwa yang mendukung adanya Mush’ab menyebarkan agama Islam adalah As’ad bin Zurarah yang termasuk salah satu keluarga dekat Sa’ad bin Mu’adz.
Sa’ad bin Mu’adz berkata “Hai Usaid… Sebaiknya engkau datangi pemuda Mekah itu, dia telah mempengaruhi rakyat kita yang bodoh-bodoh dan menghina tuhan kita, cegahlah dia……. Beri peringatan agar dia tidak beranjak dari kota ini semenjak pagi ini” kemudian dia melanjutkan kata-katanya “Seandainya saja dia bukan tamu dari anak bibiku (As’ad bin Zurarah) sungguh aku yang melakukannya sendiri”.
Secepat mungkin Usaid bin Hudhair mengambil tombaknya menuju tempat Mush’ab berdakwah. As’ad bin Zuraroh melihat kedatangan Usaid yang tergesa-gesa dengan sebujur tombak di tangannya, dia berkata kepada Mush’ab “Kebetulan wahai Mush’ab, itu pemimpin kaumnya datang, seorang yang cerdas akalnya dan brilian otaknya. Itulah Usaid bin Hudhair. Seandainya dia masuk Islam, maka akan banyak orang yang mengikutinya. Berdoalah kepada Allah dan bijaksanalah menghadapinya”.
Usaid bin Hudlair berdiri di tengah-tengah jamaah, dia memandangi Mush’ab dan sahabatnya itu seraya berkata “Apa maksud tuan-tuan mempengaruhi rakyat kami yang bodoh. Pergilah sekarang juga jika tuan-tuan masih ingin hidup”. Mush’ab memandang Usaid dengan wajah berseri dan memantulkan cahaya iman, dia berbicara dengan simpatik dan menawan “Wahai pemimpin… Maukah anda mendengarkan yang lebih baik dari itu?” “Apa itu…?” Tanya Usaid, Mush’ab berkata “Silahkan duduk bersama kami mendengarkan apa yang kami bicarakan. Jika anda suka pada apa yang kami bicarakan, silahkan diambil, dan jika anda tidak suka maka kami akan meninggalkan tuan dan tidak akan pernah kembali ke kampong tuan” Usaid berkata “Anda memang pintar” ditancapkannya tombak ke tanah kemudian dia duduk.
Mush’ab membicarakan tentang hakikat Islam sembari melantunkan ayat-ayat suci Al Qur’an ditengah-tengah pembicaraannya, belum selesai dia menjelaskan, Usaid berseru terkesan “ Alangkah baiknya kata-kata ini, dan betapa indah ayat-ayat yang kau lantunkan. Apa yang akan aku kerjakan bila aku masuk agama ini?”. Mush’ab menjawab “Mandi, bersihkan pakaian, anda ucapkan dua kalimat syahadah kemudian sholat”. Usaid langsung berdiri dengan kebulatan hatinya menerima agama yang telah menyinari hatinya, di melaksanakan apa yang telah dikatakan Mush’ab meninggalkan masa-masa jahiliyah.
Mulai hari itulah Usaid bin Hudhair bergabung dalam pasukan Islam sebagai penunggang kuda yang terkenal dan mengagumkan, dia dikenal dengan sebutan ‘Al Kamil’ karna otaknya yang cemerlang dan kebangsawanannya yang murni, dia mengusai pedang dan pena serta seorang ahli memanah.
Dengan keislamanya Usaid, Sa’ad bin Mu’adz masuk islam pula. Dengan kedua tokoh ini, seluruh Masyarakat Aus masuk Islam. Maka kota Madinah menjadi tempat Hijrahnya Nabi Muhammad saw dan tempat berdirinya pemerintahan Islam yang besar.