Belum Pernah Melihat Orang Tolol
Nasrudin membawa serantang
makanan dari pasar. Karena kurang hati-hati, rantang itu jatuh dan
isinya tumpah berantakan. Segara saja datang orang-orang berkerumun.
"Hai para tolol," teriak Nasrudin sambil memungut rantang-rantangnya, "Apa kalian belum pernah melihat orang tolol?"
_________000_________
Pada Sebuah Kapal
Nasrudin berlayar dengan kapal
besar. Cuaca cerah menyegarkan, tetapi Nasrudin selalu mengingatkan
orang akan bahaya cuaca buruk. Orang-orang tak mengindahkannya. Tapi
kemudian cuaca benar-benar menjadi buruk, badai besar menghadang, dan
kapal terombang ambing nyaris tenggelam. Para penumpang mulai berlutut,
berdoa, dan berteriak-teriak minta tolong.
Mereka berdoa dan berjanji untuk berbuat sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat.
Teman-teman! teriak Nasrudin. Jangan boros dengan janji-janji indah! Aku melihat daratan!
_________000_________
Belajar Kebijaksanaan
Seorang darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin.
Nasrudin
bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari
dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasrudin dan melihat
perilakunya.
Malam itu Nasrudin
menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya. “Mengapa api
itu kau tiup?” tanya sang darwis. “Agar lebih panas dan lebih besar
apinya,” jawab Nasrudin.
Setelah
api besar, Nasrudin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin
menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian
meniup-niup sopnya.
“Mengapa sop itu kau tiup?” tanya sang darwis. “Agar lebih dingin dan enak dimakan,” jawab Nasrudin.
“Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu,” ketus si darwis, “Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu.”
Ah, konsistensi
_________000_________
Disuruh Untuk Mengawasi Pintu Supaya Tidak Ada Pencuri
Suatu hari Nasrudin kecil
ditinggal ibunya untuk pergi ke rumah Ibu RT. Sebelum pergi ibunya
berkata kepada Nasrudin, “Nasrudin, kalau kamu sedang sendirian di
rumah, kamu harus selalu mengawasi pintu rumah dengan penuh kewaspadaan.
Jangan biarkan seorang pun yang tidak kamu kenal masuk ke dalam rumah
karena bisa saja mereka itu ternyata pencuri!”
Nasrudin memutuskan untuk duduk di samping pintu. Satu jam kemudian pamannya datang. “Mana ibumu?” tanya pamannya.
“Oh, Ibu sedang pergi ke pasar,” jawab Nasrudin.
“Keluargaku akan datang ke sini sore ini. Pergi dan katakan kepada Ibumu jangan pergi ke mana-mana sore ini!” kata pamannya.
Begitu
pamannya pergi Nasrudin mulai berpikir, “Ibu menyuruh aku untuk
mengawasi pintu. Sedangkan Paman menyuruhku pergi untuk mencari Ibu dan
bilang kepada Ibu kalau keluarga Paman akan datang sore ini.”
Setelah
bingung memikirkan jalan keluarnya, Nasrudin akhirnya membuat satu
keputusan. Dia melepaskan pintu dari engselnya, menggotongnya sambil
pergi mencari ibunya
_________000_________
Terburu – Buru
Keledai Nasrudin jatuh sakit.
Maka ia meminjam seekor kuda kepada tetangganya. Kuda itu besar dan kuat
serta kencang larinya. Begitu Nasrudin menaikinya, ia langsung melesat
secepat kilat, sementara Nasrudin berpegangan di atasnya, ketakutan.
Nasrudin mencoba membelokkan arah kuda. Tapi sia-sia. Kuda itu lari lebih kencang lagi.
Beberapa
teman Nasrudin sedang bekerja di ladang ketika melihat Nasrudin melaju
kencang di atas kuda. Mengira sedang ada sesuatu yang penting, mereka
berteriak, Ada apa Nasrudin ? Ke mana engkau ? Mengapa terburu-buru ?
Nasrudin balas berteriak, Saya tidak tahu ! Binatang ini tidak mengatakannya kepadaku !
_________000_________
Nyebarin Roti Biar Macan Gak Datang
Nasrudin lagi sibuk nyebarin serpihan serpihan roti di sekeliling rumahnya.
"Eh, lagi ngapain loe?" tanya seseorang
"Oh, ini biar macan pada gak datang ke mari."
"Lho, tapi kan gak ada macan di daerah sini."
"Tuh kan. Gue bilang juga ape.. beneran berhasil, kan?"
_________000_________