Kamis, 01 Maret 2012

HUMOR SUFI I


Nasrudin membawa serantang makanan dari pasar. Karena kurang hati-hati, rantang itu jatuh dan isinya tumpah berantakan. Segara saja datang orang-orang berkerumun.
"Hai para tolol," teriak Nasrudin sambil memungut rantang-rantangnya, "Apa kalian belum pernah melihat orang tolol?"
_________000_________

Pada Sebuah Kapal

Nasrudin berlayar dengan kapal besar. Cuaca cerah menyegarkan, tetapi Nasrudin selalu mengingatkan orang akan bahaya cuaca buruk. Orang-orang tak mengindahkannya. Tapi kemudian cuaca benar-benar menjadi buruk, badai besar menghadang, dan kapal terombang ambing nyaris tenggelam. Para penumpang mulai berlutut, berdoa, dan berteriak-teriak minta tolong.
Mereka berdoa dan berjanji untuk berbuat sebanyak mungkin kebajikan jika mereka selamat.
Teman-teman! teriak Nasrudin. Jangan boros dengan janji-janji indah! Aku melihat daratan!
_________000_________

Belajar Kebijaksanaan

Seorang darwis ingin belajar tentang kebijaksanaan hidup dari Nasrudin.
Nasrudin bersedia, dengan catatan bahwa kebijaksanaan hanya bisa dipelajari dengan praktek. Darwis itu pun bersedia menemani Nasrudin dan melihat perilakunya.
Malam itu Nasrudin menggosok kayu membuat api. Api kecil itu ditiup-tiupnya. “Mengapa api itu kau tiup?” tanya sang darwis. “Agar lebih panas dan lebih besar apinya,” jawab Nasrudin.
Setelah api besar, Nasrudin memasak sop. Sop menjadi panas. Nasrudin menuangkannya ke dalam dua mangkok. Ia mengambil mangkoknya, kemudian meniup-niup sopnya.
“Mengapa sop itu kau tiup?” tanya sang darwis. “Agar lebih dingin dan enak dimakan,” jawab Nasrudin.
“Ah, aku rasa aku tidak jadi belajar darimu,” ketus si darwis, “Engkau tidak bisa konsisten dengan pengetahuanmu.”
Ah, konsistensi
_________000_________
Disuruh Untuk Mengawasi Pintu Supaya Tidak Ada Pencuri

Suatu hari Nasrudin kecil ditinggal ibunya untuk pergi ke rumah Ibu RT. Sebelum pergi ibunya berkata kepada Nasrudin, “Nasrudin, kalau kamu sedang sendirian di rumah, kamu harus selalu mengawasi pintu rumah dengan penuh kewaspadaan. Jangan biarkan seorang pun yang tidak kamu kenal masuk ke dalam rumah karena bisa saja mereka itu ternyata pencuri!”
Nasrudin memutuskan untuk duduk di samping pintu. Satu jam kemudian pamannya datang. “Mana ibumu?” tanya pamannya.
“Oh, Ibu sedang pergi ke pasar,” jawab Nasrudin.
“Keluargaku akan datang ke sini sore ini. Pergi dan katakan kepada Ibumu jangan pergi ke mana-mana sore ini!” kata pamannya.
Begitu pamannya pergi Nasrudin mulai berpikir, “Ibu menyuruh aku untuk mengawasi pintu. Sedangkan Paman menyuruhku pergi untuk mencari Ibu dan bilang kepada Ibu kalau keluarga Paman akan datang sore ini.”
Setelah bingung memikirkan jalan keluarnya, Nasrudin akhirnya membuat satu keputusan. Dia melepaskan pintu dari engselnya, menggotongnya sambil pergi mencari ibunya
 _________000_________ 
Terburu – Buru

Keledai Nasrudin jatuh sakit. Maka ia meminjam seekor kuda kepada tetangganya. Kuda itu besar dan kuat serta kencang larinya. Begitu Nasrudin menaikinya, ia langsung melesat secepat kilat, sementara Nasrudin berpegangan di atasnya, ketakutan.
Nasrudin mencoba membelokkan arah kuda. Tapi sia-sia. Kuda itu lari lebih kencang lagi.
Beberapa teman Nasrudin sedang bekerja di ladang ketika melihat Nasrudin melaju kencang di atas kuda. Mengira sedang ada sesuatu yang penting, mereka berteriak, Ada apa Nasrudin ? Ke mana engkau ? Mengapa terburu-buru ?
Nasrudin balas berteriak, Saya tidak tahu ! Binatang ini tidak mengatakannya kepadaku !
_________000_________

Nyebarin Roti Biar Macan Gak Datang

Nasrudin lagi sibuk nyebarin serpihan serpihan roti di sekeliling rumahnya.
"Eh, lagi ngapain loe?" tanya seseorang
"Oh, ini biar macan pada gak datang ke mari."
"Lho, tapi kan gak ada macan di daerah sini."
"Tuh kan. Gue bilang juga ape.. beneran berhasil, kan?"
_________000_________