Rabu, 29 Februari 2012

PEMIMPIN BIJAKSANA


Kholifah Umar bin Abdul Aziz suatu ketika berjalan-jalan mengelilingi pasar Himsha untuk memantau situasi perdagangan dan mengamati harga-harga kala itu. Mendadak ada seseorang berpakaian merah menghadang di depannya seraya berkata, “Wahai amirul mukminin, saya mendengar berita bahwa barangsiapa yang mempunyai keluhan, dia boleh mengadukannya secara langsung kepada Amirul Mukminin.” Beliau menjawab dengan senyum yang tegas, “Benar.” Orang itu pun lanjut berkata, “Di hadapan Anda telah ada seorang yang teraniaya dan jauh dari rumahnya.” Khalifah mengerti akan keluhan dan kesulitan yang dihadapi rakyatnya dan bertanya, “Dimanakah keluargamu?” Dia menjawab, “Di Aden.” Khalifah berkata, “Demi Allah, rumahmu benar-benar jauh dari rumah Umar.” Khalifah segera turun dari kudanya dan berdiri di depan orang itu lalu bertanya, “Apa keluhanmu?” orang itu bercerita dengan mengerutkan keningnya, “Barang saya hilang wahai Amirul Mukminin, telah diambil oleh seseorang yang mengaku pegawai Anda, dia pun merampas barang milik saya.”
Segera Umar bin Abdul Aziz mengirim surat kepada gubernurnya di Aden, Urwah bin Muhammad, yang isinya antara lain, “Jika surat telah sampai kepadamu, maka dengarkanlah keterangan dari pembawa surat ini. Bila terbukti dia memiiliki  hak, segera tunaikanlah haknya kembali.” Surat itu distempel kemudian diserahkan kepada orang itu.
Ketika orang itu hendak pergi, Umar berkata, “Tunggu sebentar, engkau datang dari tempat yang sangat jauh. Pasti engkau telah mengeluarkan biaya untuk perjalanan ini. Mungkin baju barumu menjadi usang, bisa jadi kendaraanmu mati di jalan..” kemudian beliau menghitung seluruhnya dan mencapai sebelas dinar, lalu diberinya orang itu ongkos ganti rugi sambil berpesan, “Beritahukan kepada orang-orang yang lain agar tidak segan-segan melapor dan mengadu kepadaku meski jauh rumahnya.”