Senin, 18 November 2013



Penulis: Ridho Abdillah, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ushuluddin UIM

Prolog

Di tengah perjalanan malam, terdapat sebuah rumah yang tidak seberapa bagusnya, di balik dinding terdengar suara seorang perempuan penjual susu kepada anak gadisnya, "Campurlah susu ini dengan air!", katanya. Serta merta sang anak pun menolak seraya bertanya: "Apakah ibu tidak takut kalau hal ini diketahui khalifah Umar bin Khattab? "Umar tidak akan tahu", jawab ibunya spontan. Dengan penuh keyakinan gadis itu pun menimpali, "Kalau pun Umar memang tidak mengetahuinya, apakah berarti Tuhan yang menciptakan Umar juga tidak mengetahuinya?”. Sang ibu pun terperanjat lalu terdiam seribu bahasa.

Di sisi bumi yang lain, di bawah remang-remang cahaya rembulan, di samping dinding rumah penjual susu, berdirilah seseorang yang sedari awal mendengarkan percakapan itu melalui celah-celah di dinding rumah, seseorang yang sangat berwibawa, Umar bin Khattab sang khalifah.


Lalu bergegaslah Umar meninggalkan rumah itu seraya memberikan instruksi kepada asistennya, "Tandailah rumah ini!". Keesokan harinya ia segera memanggil Ashim, salah satu anak laki-lakinya seraya bertanya: "Maukah kamu aku nikahkan dengan seseorang yang sangat baik agamanya?", terbetik di benaknya anak gadis penjual susu. Tanpa pikir panjang lagi Ashim pun menjawab dengan penuh keyakinan, "Ya".

Subhanallah! Pernikahan penuh barakah, dua insan yang sama-sama memiliki keimanan kokoh mengikrarkan janji lewat seuntai ikatan tali suci. Kelak terlahir dari keduanya tokoh panutan sejarah yang namanya takkan pernah usang di telan zaman.

Perjalanan hidup mencatat seiring bergulirnya waktu tokoh-tokoh panutan dan teladan yang mengabadikan namanya dalam memori sejarah. Kebesaran nama mereka diakui di seantero penjuru dunia, dari ujung ke ujung. Ketokohan mereka dielu-elukan di setiap sudut belahan bumi. Ketenaran mereka selalu menjadi sumber inspirasi kesuksesan dari generasi ke generasi.

Berbicara tentang keteladanan, tidaklah ada kisah yang lebih mengagumkan dari pada kisah yang tercatat dalam sejarah Islam. Dengan tinta emas terukirlah nama-nama tokoh teladan yang layak dijadikan panutan dalam meniti hidup ini. Perjalanan hidup mereka terbimbing oleh kesucian wahyu; Al Qur'an dan Sunnah. Keteladanan mereka terbentuk di bawah kemuliaan Islam dan kesohoran mereka tergapai berkat naungan Islam. Merekalah termasuk golongan yang Allah I kisahkan dalam al-Qur'an,

)أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ (

Artinya: "Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al Qur'an)". Al Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala ummat". (QS. Al-An'aam: 90).

Di antara deretan nama-nama besar itu, tersebutlah nama Umar bin Abdul Aziz, sang khalifah ke delapan dinasti Bani Umayah. Ketokohannya tidak diragukan lagi, keteladanannya membuat decak kagum setiap pembaca biografinya, lebih dari itu nama besarnya selalu digaungkan sebagai ikon keadilan setelah pendahulunya; Umar bin Khattab. Sungguh pribadi yang mengagumkan!

1. Biografi Umar bin Abdul Aziz.

a. Nasabnya.

Beliau adalah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin Abu al-'Ash bin Umayah bin Abdu Syam bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab; salah satu keturunan Bani Umayah, yang tentu saja berdarah Quraisy. Beliau biasa dipanggil dengan sebutan Abu Hafs, sedangkan di kalangan Bani Umayyah beliau lebih dikenal dengan al-Asyaj (si pemilik luka di wajah). Ayahnya; Abdul Aziz -seorang gubernur mesir pada pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan- adalah salah satu kandidiat yang dicalonkan untuk menduduki tampuk kekhalifahan sepeninggal ayahnya; Marwan bin Hakam, namun ajal keburu menjemputnya. Sedangkan ibunya; Laila bintu Ashim bin Umar bin Khattab, biasa dipanggil dengan Ummu Ashim. Secara garis keturunan dari pihak ibu, beliau adalah cicit Umar bin Khattab.

Dikisahkan ketika Abdul Aziz hendak melamar Laila, ia berkata kepada atasannya, "Kumpulkanlah untukku empat ratus dinar dari hartaku yang terbaik, karena aku ingin melamar seorang perempuan dari keluarga baik-baik". Singkat cerita, akhirnya Abdul Aziz pun menikahi Laila.


b. Kelahirannya.

Beliau dilahirkan tahun 61 H di Madinah pada era pemerintahan khalifah Yazid bin Mu'awiyah, bertepatan dengan meninggalnya Maemunah istri Nabi Muhammad r. Beliau menghabiskan masa kecilnya di Madinah Munawwarah dengan menimba ilmu dari para ulama yang hidup saat itu. Sehingga terkumpullah pada diri beliau keutamaan ilmu dan agama, disamping keturunan 'darah biru' dan gelimpangan materi.

Pasca meninggalnya sang ayah, beliau diminta untuk tinggal di Damaskus oleh khalifah Abdul Malik, paman beliau, lalu dinikahkan dengan salah seorang anaknya; Fatimah.

c. Wafatnya.

Beliau meninggal dunia hari jum'at di sepuluh hari terakhir bulan Rajab tahun 101 H pada umur 40 tahun, setelah memegang tampuk kekuasaan selama kurang lebih 2 tahun 5 bulan 4 hari, dikarenakan stroke yang menimpanya. Ada juga yang mengatakan bahwa beliau meninggal dunia karena diracun para pejabat Bani Umayah. Wallahu A'lam.

Beliau meninggalkan 3 orang istri: Fatimah bintu Abdul Malik bin Marwan, Lumais bintu Ali bin Haris, Ummu Utsman bintu Syu'aib bin Zayyan, dan 14 orang anak laki-laki: Abdul Malik, Abdul Aziz, Abdullah, Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Bakr, Walid, Musa, Ashim, Yazid, Zayyan, Abdul Aziz, Abdullah, serta 3 orang anak perempuan: Ummu Ammar, Aminah, Ummu Abdillah.

Adz-Dzahabi berkomentar: "Beliau adalah seorang yang berperawakan dan berakhlak bagus. Memiliki kesempurnaan dalam berpikir, pintar menempatkan diri, jago lobi politik, menjunjung tinggi nilai keadilan dan berusaha mengaplikasikannya semaksimal mungkin, luas ilmunya, mumpuni dalam ilmu psikologi dan diberi kecerdasan luar biasa yang ‘dibungkus’ pemahaman yang menakjubkan. Di samping itu beliau juga dikenal sebagai ahli ibadah, memiliki akidah yang lurus, zuhud meskipun memegang tampuk pemerintahan dan lantang menyuarakan kebenaran meskipun sedikit yang mendukungnya. Para ulama mengkategorikan beliau sebagai salah satu al-Khulafa' ar-Rasyidun dan ulama yang mengamalkan ilmunya.

2. Kepribadian Umar bin Abdul Aziz.

Umar bin Abdul Aziz adalah sosok yang berkepribadian kuat, bermental baja, mampu mencarikan solusi terbaik dari setiap problematika yang ada dan memiliki analisa yang tajam.

Di antara karakteristik yang dimilikinya:

a. Rasa takut yang tinggi kepada Allah I.

Hal yang menjadikan Umar bin Abdul Aziz begitu fenomenal bukanlah karena banyaknya shalat dan puasa yang dikerjakan, tetapi karena rasa takut yang tinggi kepada Allah dan kerinduan akan surga-Nya. Itulah yang mendorong beliau menjadi pribadi yang berprestasi dalam segala aspek; ilmu dan amal.

Dikisahkan pada suatu hari si Umar kecil menangis tersedu dan hal itu terdengar oleh ibunya. Lantas ditanyakan apa sebabnya. Beliau pun menjawab: "Aku teringat mati". Maka sang ibu pun menangis dibuatnya.

Pernah seorang laki-laki mengunjungi Umar bin Abdul Aziz yang sedang memegang lentera. "Berilah aku petuah!", Umar membuka perbincangan. Laki-laki itu pun berujar: "Wahai Amirul Mukminin!! Jika engkau masuk neraka, orang yang masuk surga tidaklah mungkin bisa memberimu manfaat. Sebaliknya jika engkau masuk surga, orang yang masuk neraka juga tidaklah mungkin bisa membahayakanmu". Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun menangis tersedu sehingga lentera yang ada di genggamannya padam karena derasnya air mata yang membasahi.


b. Wara'.

Di antara bentuk nyata sikap Wara' yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz adalah keenganan beliau menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi, meskipun hanya sekedar mencium bau aroma minyak wangi. Hal itu pernah ditanyakan oleh pembantunya, "Wahai khalifah! Bukankah itu hanya sekedar bau aroma saja, tidak lebih?". Beliau pun menjawab: "Bukankah minyak wangi itu diambil manfaatnya karena bau aromanya?".

Dikisahkan suatu hari Umar bin Abdul Aziz pernah mengidam-idamkan buah apel. Tiba-tiba salah seorang kerabatnya datang berkunjung seraya menghadiahi sekantong buah apel kepada beliau. Lalu ada seseorang yang berujar: "Wahai Amirul Mukminin Bukankah Nabi r dulu pernah menerima hadiah dan tidak menerima sedekah?". Serta merta beliau pun menimpali, "Hadiah di zaman Nabi r benar-benar murni hadiah, tapi di zaman kita sekarang ini hadiah berarti suap".

c. Zuhud.

Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang sangat zuhud, bahkan kezuhudan yang dimilikinya tidaklah mungkin bisa dicapai oleh siapa pun setelahnya. Kezuhudan yang mencapai level tertinggi di saat 'puncak dunia' berada di genggamannya.

Malik bin Dinar pernah berkata: "Orang-orang berkomentar mengenaiku, "Malik bin Dinar adalah orang zuhud." Padahal yang pantas dikatakan orang zuhud hanyalah Umar bin Abdul Aziz. Dunia mendatanginya namun ditinggalkannya".

Pernahkan terbetik di benak kita seorang kepala negara ketika berkeinginan menunaikan ibadah haji, ia tidak bisa berangkat hanya karena uang perbekalannya tidak cukup? Pernahkah terlintas di bayangan kita seorang bangsawan yang hanya memiliki satu buah baju, itu pun berkain kasar? Si zuhud Umar bin Abdul Aziz pernah mengalaminya!

d. Tawadhu'.

Keluhuran budi pekerti yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz sangatlah tinggi. Hal itu tercermin dari sekian banyaknya karakteristik yang menonjol pada diri beliau. Di antaranya adalah sikap Tawadhu'nya.

Suatu hari ada seorang laki-laki memanggil beliau, "Wahai khalifah Allah di bumi!" Maka beliau pun berkata kepadanya: "Ketika aku dilahirkan keluargaku memberiku nama Umar. Lalu ketika aku beranjak dewasa aku sering dipanggil dengan sebutan Abu Hafs. Kemudian ketika aku diangkat menjadi kepala negara aku diberi gelar Amirul Mukminin. Seandainya engkau memanggilku dengan nama, sebutan atau gelar tersebut aku pasti menjawabnya. Adapun sebutan yang barusan engkau berikan, aku tidaklah pantas menyandangnya. Sebutan itu hanya pantas diberikan kepada Nabi Daud u dan orang yang semisalnya", seraya membacakan firman Allah I,

) يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ (

Artinya: "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi". (QS. Shad: 26).

Namun, ada yang lebih mengagumkan lagi! Kisah yang mencerminkan sikap Tawadhu' yang dimilikinya; Kisah Umar bin Abdul Aziz dengan seorang pembantunya.

Pernah suatu saat Umar bin Abdul Aziz meminta seorang pembantunya untuk mengipasinya. Maka dengan penuh cekatan sang pembantu segera mengambil kipas, lalu menggerak-gerakkannya. Semenit, dua menit waktu berlalu, hingga akhirnya Umar bin Abdul Aziz pun tertidur. Namun, tanpa disadari ternyata si pembantu juga ikut ketiduran. Waktu terus berlalu, tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz terbangun. Ia mendapati pembantunya tengah tertidur pulas dengan wajah memerah dan peluh keringat membasahi badan disebabkan panasnya cuaca. Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun mengambil kipas, lalu membolak-balikkannya mengipasi si pembantu. Dan sang pembantu itu pun akhirnya terbangun juga, begitu membuka mata ia mendapati sang majikan tengah mengipasinya tanpa rasa sungkan dan canggung. Maka dengan gerak reflek yang dimilikinya ia menaruh tangan di kepala seraya berseru karena malu. Lalu Umar bin Abdul Aziz pun berkata menenangkannya: "Engkau ini manusia sepertiku! Engkau merasakan panas sebagaimana aku juga merasakannya. Aku hanya ingin membuatmu nyaman -dengan kipas ini- sebagaimana engkau membuatku nyaman".

e. Adil.

Di antara sekian karakteristik yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz, adil adalah sikap yang paling menonjol. Sikap itulah yang menjadikan nama beliau begitu familiar di telinga generasi setelahnya hingga hari ini. Keadilannya selalu digaungkan oleh para pencari keadilan, entah karena betul-betul ingin menapaktilasi jejaknya ataukah hanya sekedar kamuflase belaka. Yang terpenting adalah nama besarnya telah mendapat tempat di hati para penerus perjuangannya. Dan nama itu terukir indah dengan tinta emas di deretan para pemimpin yang adil, para pemimpin yang terbimbimg oleh kesucian wahyu; Al Qur'an dan Sunnah, para pemimpin yang dijuluki al-Khulafa' ar-Rasyidun. Dan sejarah Islamlah pengukirnya.

Al-Ajurri menceritakan sikap adil yang dimilikinya, beliau berujar: "Seorang laki-laki Dzimmi dari penduduk Himsh pernah mendatangi Umar bin Abdul Aziz seraya mengadu: "Hai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan hukum Allah". "Apa yang engkau maksud?", sergah Umar bin Abdul Aziz. "Abbas bin Walid bin Abdul Malik telah merampas tanahku", lanjutnya -saat itu Abbas sedang duduk di samping Umar bin Abdul Aziz-. Maka Umar bin Abdul Aziz pun menanyakan hal itu kepada Abbas, "Apa komentarmu?". "Aku terpaksa melakukan itu karena mendapat perintah langsung dari ayahku; Walid bin Abdul Malik", sahut Abbas membela diri. Lalu Umar pun balik bertanya kepada si Dzimmi, "Apa komentarmu?". "Wahai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan hukum Allah", ulang si Dzimmi. Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun berkata: “Hukum Allah lebih berhak untuk ditegakkan dari pada hukum Walid bin Abdul Malik”, seraya memerintahkan Abbas untuk mengembalikan tanah yang telah dirampasnya.

Kisah di atas hanyalah satu dari sekian puluh bahkan ratus sikap adil yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz. Kisah tentang keadilannya begitu mudah di dapati di buku-buku sejarah yang menulis biografinya. Kisah yang memenuhi lembar demi lembar buku para sejarawan. Sungguh sebuah kisah, siapa pun pembacanya pasti akan menggeleng-gelengkan kepala tanda takjub sambil menyunggingkan rasa masygul tanpa ragu, diiringi air mata bahagia yang turut mengharukan suasana.




Dikupas Dari Sumber: [http://serambimadinah.net]

Rabu, 06 Februari 2013

Cara Membuat Partisi USB (Flasdisk)


Mengapa kita harus membuat partisi pada flashdisk? salah satunya karena untuk mengantisipasi jika terjadi kerusakan fatal baik disebabkan oleh virus atau penyebab lainnya, kita masih bisa menyelamatkan data disalah satu partisi seandainya jalan terakhir ‘memformat’ flashdisk harus dilakukan. Dalam membuat partisi format dengan NTFS (support windows 2000/2003/XP) bukan FAT32.

Cara Kerja membuat partisi flashdisk

Sebelumnya, saya akan sedikit berikan penjelasan bagaimana logika kerja praktek kita kali ini. Biasanya, Flashdisk USB dideteksi oleh WindowsXP/Vista sebagai Removable Media, mirip seperti CD dan DVD yang bisa dicopot dan dicomot. Oleh karenanya Windows tidak akan menampilkan lebih dari satu partisi Flashdisk. Begitu juga, pengguna tidak diberi pilihan untuk membuat partisi baru dalam Removable Media. Namun, logikanya jika kita bisa membuat Windows mampu mendeteksi Flashdisk USB sebagai Fixed Drive seperti layaknya Harddisk, pengguna dapat membuat multi partisi dalam Flashdisk tersebut. Windows secara otomatis juga akan bisa mendeteksi dan menampilkan partisi tersebut.

Untuk melakukan proses ini, kita perlu membalik Removable Media Bit (RMB) dalam device USB. Inilah yang akan memberitahu kepada Windows bahwa Flashdisk yang kita pakai adalah Fixed Disk, bukan Removable Media. Setelah proses pembalikan bit ini berhasil, Anda akan bisa membuat partisi dalam Flashdisk USB.

Disclaimer
Sebelumnya perlu saya sampaikan bahwa tidak ada jaminan bahwa tool yang dipergunakan dalam panduan ini dapat bekerja baik pada semua flashdisk dan justru mungkin menyebabkan flashdisk rusak. Tidak ada garansi samasekali, pergunakan dengan hati-hati dengan resiko Anda tanggung sendiri. Saya sarankan Anda untuk mem-backup semua data sebelum memulai proses berikut ini.

1. Download Lexar BootIt dari link ini (Direct Download). Lalu extrack filenya.
2. Jalankan file, kemudian pilih alamat USB Drive dari daftar Devices, contohnya drive I:. Kemudian klik tombol Flip Removable Bit. Tunggu sampai proses selesai. Lalu eject dan masukkan kembali Flash Disk.


3. Jalankan Disk Management Utility dengan cara Klik RUN, lalu ketikkan diskmgmt.msc dan tekan ENTER / OK.
4. Klik kanan pada Flash Disk, lalu pilih Delete Partition.
5. Klik Kanan lagi pada Flash Disk, dan pilih New Partition…. Kemudian ikuti wizardnya. Dan jangan lupa diformat agar Flash Disk bisa digunakan.

Kamis, 24 Januari 2013

Penulis: Ridho Abdillah, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ushuluddin UIM  
Prolog
Di tengah perjalanan malam, terdapat sebuah rumah yang tidak seberapa bagusnya, di balik dinding terdengar suara seorang perempuan penjual susu kepada anak gadisnya, "Campurlah susu ini dengan air!", katanya. Serta merta sang anak pun menolak seraya bertanya: "Apakah ibu tidak takut kalau hal ini diketahui khalifah Umar bin Khattab? "Umar tidak akan tahu", jawab ibunya spontan. Dengan penuh keyakinan gadis itu pun menimpali, "Kalau pun Umar memang tidak mengetahuinya, apakah berarti Tuhan yang menciptakan Umar juga tidak mengetahuinya?”. Sang ibu pun terperanjat lalu terdiam seribu bahasa.
Di sisi bumi yang lain, di bawah remang-remang cahaya rembulan, di samping dinding rumah penjual susu, berdirilah seseorang yang sedari awal mendengarkan percakapan itu melalui celah-celah di dinding rumah, seseorang yang sangat berwibawa, Umar bin Khattab sang khalifah.

 Lalu bergegaslah Umar meninggalkan rumah itu seraya memberikan instruksi kepada asistennya, "Tandailah rumah ini!". Keesokan harinya ia segera memanggil Ashim, salah satu anak laki-lakinya seraya bertanya: "Maukah kamu aku nikahkan dengan seseorang yang sangat baik agamanya?", terbetik di benaknya anak gadis penjual susu. Tanpa pikir panjang lagi Ashim pun menjawab dengan penuh keyakinan, "Ya".
Subhanallah! Pernikahan penuh barakah, dua insan yang sama-sama memiliki keimanan kokoh mengikrarkan janji lewat seuntai ikatan tali suci. Kelak terlahir dari keduanya tokoh panutan sejarah yang namanya takkan pernah usang di telan zaman.      
Perjalanan hidup mencatat seiring bergulirnya waktu tokoh-tokoh panutan dan teladan yang mengabadikan namanya dalam memori sejarah. Kebesaran nama mereka diakui di seantero penjuru dunia, dari ujung ke ujung. Ketokohan mereka dielu-elukan di setiap sudut belahan bumi. Ketenaran mereka selalu menjadi sumber inspirasi kesuksesan dari generasi ke generasi.
Berbicara tentang keteladanan, tidaklah ada kisah yang lebih mengagumkan dari pada kisah yang tercatat dalam sejarah Islam. Dengan tinta emas terukirlah nama-nama tokoh teladan yang layak dijadikan panutan dalam meniti hidup ini. Perjalanan hidup mereka terbimbing oleh kesucian wahyu; Al Qur'an dan Sunnah. Keteladanan mereka terbentuk di bawah kemuliaan Islam dan kesohoran mereka tergapai berkat naungan Islam. Merekalah termasuk golongan yang Allah I kisahkan dalam al-Qur'an,
 )أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ أَجْرًا إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرَى لِلْعَالَمِينَ (
Artinya: "Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: "Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al Qur'an)". Al Qur'an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala ummat". (QS. Al-An'aam: 90).
Di antara deretan nama-nama besar itu, tersebutlah nama Umar bin Abdul Aziz, sang khalifah ke delapan dinasti Bani Umayah. Ketokohannya tidak diragukan lagi, keteladanannya membuat decak kagum setiap pembaca biografinya, lebih dari itu nama besarnya selalu digaungkan sebagai ikon keadilan setelah pendahulunya; Umar bin Khattab. Sungguh pribadi yang mengagumkan!
1.      Biografi Umar bin Abdul Aziz.
a.    Nasabnya.
Beliau adalah Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin Abu al-'Ash bin Umayah bin Abdu Syam bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab; salah satu  keturunan Bani Umayah, yang tentu saja berdarah Quraisy. Beliau biasa dipanggil dengan sebutan Abu Hafs, sedangkan  di kalangan Bani Umayyah beliau lebih dikenal dengan al-Asyaj (si pemilik luka di wajah). Ayahnya; Abdul Aziz -seorang gubernur mesir pada pemerintahan khalifah Abdul Malik bin Marwan- adalah salah satu kandidiat yang dicalonkan untuk menduduki tampuk kekhalifahan sepeninggal ayahnya; Marwan bin  Hakam, namun ajal keburu menjemputnya. Sedangkan ibunya; Laila bintu Ashim bin Umar bin Khattab, biasa dipanggil dengan Ummu Ashim. Secara garis keturunan dari pihak ibu, beliau adalah cicit Umar bin Khattab.
Dikisahkan ketika Abdul Aziz hendak melamar Laila, ia berkata kepada atasannya, "Kumpulkanlah untukku empat ratus dinar dari hartaku yang terbaik, karena aku ingin melamar seorang perempuan dari keluarga baik-baik". Singkat cerita, akhirnya Abdul Aziz pun menikahi Laila.   
b.    Kelahirannya.
Beliau dilahirkan tahun 61 H di Madinah pada era pemerintahan khalifah Yazid bin Mu'awiyah, bertepatan dengan meninggalnya Maemunah istri Nabi Muhammad r. Beliau menghabiskan masa kecilnya di Madinah Munawwarah dengan menimba ilmu dari para ulama yang hidup saat itu. Sehingga terkumpullah pada diri beliau keutamaan ilmu dan agama, disamping keturunan 'darah biru' dan gelimpangan materi.
Pasca meninggalnya sang ayah, beliau diminta untuk tinggal di Damaskus oleh khalifah Abdul Malik, paman beliau, lalu dinikahkan dengan salah seorang anaknya; Fatimah.
c.     Wafatnya.
Beliau meninggal dunia hari jum'at di sepuluh hari terakhir bulan Rajab tahun 101 H pada umur 40 tahun, setelah memegang tampuk kekuasaan selama kurang lebih 2 tahun 5 bulan 4 hari, dikarenakan stroke yang menimpanya. Ada juga yang mengatakan bahwa beliau meninggal dunia karena diracun para pejabat Bani Umayah. Wallahu A'lam.
Beliau meninggalkan 3 orang istri: Fatimah bintu Abdul Malik bin Marwan, Lumais bintu Ali bin Haris, Ummu Utsman bintu Syu'aib bin Zayyan, dan 14 orang anak laki-laki: Abdul Malik, Abdul Aziz, Abdullah, Ibrahim, Ishaq, Ya'qub, Bakr, Walid, Musa, Ashim, Yazid, Zayyan, Abdul Aziz, Abdullah,  serta 3 orang anak perempuan: Ummu Ammar, Aminah, Ummu Abdillah.
Adz-Dzahabi berkomentar: "Beliau adalah seorang yang berperawakan dan berakhlak bagus. Memiliki kesempurnaan dalam berpikir, pintar menempatkan diri, jago lobi politik, menjunjung tinggi nilai keadilan dan berusaha mengaplikasikannya semaksimal mungkin, luas ilmunya, mumpuni dalam ilmu psikologi dan diberi kecerdasan luar biasa yang ‘dibungkus’ pemahaman yang menakjubkan. Di samping itu beliau juga dikenal sebagai ahli ibadah, memiliki akidah yang lurus, zuhud meskipun memegang tampuk pemerintahan dan lantang menyuarakan kebenaran meskipun sedikit yang mendukungnya. Para ulama mengkategorikan beliau sebagai salah satu al-Khulafa' ar-Rasyidun dan ulama yang mengamalkan ilmunya.
2.       Kepribadian Umar bin Abdul Aziz.
Umar bin Abdul Aziz adalah sosok yang berkepribadian kuat, bermental baja, mampu mencarikan solusi terbaik dari setiap problematika yang ada dan memiliki analisa yang tajam.
Di antara karakteristik yang dimilikinya:
a.    Rasa takut yang tinggi kepada Allah I.
Hal yang menjadikan Umar bin Abdul Aziz begitu fenomenal bukanlah karena banyaknya shalat dan puasa yang dikerjakan, tetapi karena rasa takut yang tinggi kepada Allah dan kerinduan akan surga-Nya. Itulah yang mendorong beliau menjadi pribadi yang berprestasi dalam segala aspek; ilmu dan amal. 
Dikisahkan pada suatu hari si Umar kecil menangis tersedu dan hal itu terdengar oleh ibunya. Lantas ditanyakan apa sebabnya. Beliau pun menjawab: "Aku teringat mati". Maka sang ibu pun menangis dibuatnya.
 Pernah seorang laki-laki mengunjungi Umar bin Abdul Aziz yang sedang memegang lentera. "Berilah aku petuah!", Umar membuka perbincangan. Laki-laki itu pun berujar: "Wahai Amirul Mukminin!! Jika engkau masuk neraka, orang yang masuk surga tidaklah mungkin bisa memberimu manfaat. Sebaliknya jika engkau masuk surga, orang yang masuk neraka juga tidaklah mungkin bisa membahayakanmu". Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun menangis tersedu sehingga lentera yang ada di genggamannya padam karena derasnya air mata yang membasahi.  
b.    Wara'.
Di antara bentuk nyata sikap Wara' yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz adalah keenganan beliau menggunakan fasilitas negara untuk keperluan pribadi, meskipun hanya sekedar mencium bau aroma minyak wangi. Hal itu pernah ditanyakan oleh pembantunya, "Wahai khalifah! Bukankah itu hanya sekedar bau aroma saja, tidak lebih?". Beliau pun menjawab: "Bukankah minyak wangi itu diambil manfaatnya karena bau aromanya?".
Dikisahkan suatu hari Umar bin Abdul Aziz pernah mengidam-idamkan buah apel. Tiba-tiba salah seorang kerabatnya datang berkunjung seraya menghadiahi sekantong buah apel kepada beliau. Lalu ada seseorang yang berujar: "Wahai Amirul Mukminin Bukankah Nabi r dulu pernah menerima hadiah dan tidak menerima sedekah?". Serta merta beliau pun menimpali, "Hadiah di zaman Nabi r benar-benar murni hadiah, tapi di zaman kita sekarang ini hadiah berarti suap".
c.     Zuhud.
Umar bin Abdul Aziz adalah orang yang sangat zuhud, bahkan kezuhudan yang dimilikinya tidaklah mungkin bisa dicapai oleh siapa pun setelahnya. Kezuhudan yang mencapai level tertinggi di saat 'puncak dunia' berada di genggamannya.
Malik bin Dinar pernah berkata: "Orang-orang berkomentar mengenaiku, "Malik bin Dinar adalah orang zuhud." Padahal yang pantas dikatakan orang zuhud hanyalah Umar bin Abdul Aziz. Dunia mendatanginya namun ditinggalkannya".
Pernahkan terbetik di benak kita seorang kepala negara ketika berkeinginan menunaikan ibadah haji, ia tidak bisa berangkat hanya karena uang perbekalannya tidak cukup? Pernahkah terlintas di bayangan kita seorang bangsawan yang hanya memiliki satu buah baju, itu pun berkain kasar? Si zuhud Umar bin Abdul Aziz pernah mengalaminya!
d.    Tawadhu'.
Keluhuran budi pekerti yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz sangatlah tinggi. Hal itu tercermin dari sekian banyaknya karakteristik yang menonjol pada diri beliau. Di antaranya adalah sikap Tawadhu'nya.
Suatu hari ada seorang laki-laki memanggil beliau, "Wahai khalifah Allah di bumi!" Maka beliau pun berkata kepadanya: "Ketika aku dilahirkan keluargaku memberiku nama Umar. Lalu ketika aku beranjak dewasa aku sering dipanggil dengan sebutan Abu Hafs. Kemudian ketika aku diangkat menjadi kepala negara aku diberi gelar Amirul Mukminin. Seandainya engkau memanggilku dengan nama, sebutan atau gelar tersebut aku pasti menjawabnya. Adapun sebutan yang barusan engkau berikan, aku tidaklah pantas menyandangnya. Sebutan itu hanya pantas diberikan kepada Nabi Daud u dan orang yang semisalnya", seraya membacakan firman Allah I,
) يَا دَاوُودُ إِنَّا جَعَلْنَاكَ خَلِيفَةً فِي الْأَرْضِ (
Artinya: "Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi". (QS. Shad: 26).
Namun, ada yang lebih mengagumkan lagi! Kisah yang mencerminkan sikap Tawadhu' yang dimilikinya; Kisah Umar bin Abdul Aziz dengan seorang pembantunya.
 Pernah  suatu saat Umar bin Abdul Aziz meminta seorang pembantunya untuk mengipasinya. Maka dengan penuh cekatan sang pembantu segera mengambil kipas, lalu menggerak-gerakkannya. Semenit, dua menit waktu berlalu, hingga akhirnya Umar bin Abdul Aziz pun tertidur. Namun, tanpa disadari ternyata si pembantu juga ikut ketiduran. Waktu terus berlalu, tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz terbangun. Ia mendapati pembantunya tengah tertidur pulas dengan wajah memerah dan peluh keringat membasahi badan disebabkan panasnya cuaca. Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun mengambil kipas, lalu membolak-balikkannya mengipasi si pembantu. Dan sang pembantu itu pun akhirnya terbangun juga, begitu membuka mata ia mendapati sang majikan tengah mengipasinya tanpa rasa sungkan dan canggung. Maka dengan gerak reflek yang dimilikinya ia menaruh tangan di kepala seraya berseru karena malu. Lalu Umar bin Abdul Aziz pun berkata menenangkannya: "Engkau ini manusia sepertiku! Engkau merasakan panas sebagaimana aku juga merasakannya. Aku hanya ingin membuatmu nyaman -dengan kipas ini- sebagaimana engkau membuatku nyaman".
e.    Adil.
Di antara sekian karakteristik yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz, adil adalah sikap yang paling menonjol. Sikap itulah yang menjadikan nama beliau begitu familiar di telinga generasi setelahnya hingga hari ini. Keadilannya selalu digaungkan oleh para pencari keadilan, entah karena betul-betul ingin menapaktilasi jejaknya ataukah hanya sekedar kamuflase belaka. Yang terpenting adalah nama besarnya telah mendapat tempat di hati para penerus perjuangannya. Dan nama itu terukir indah dengan tinta emas di deretan para pemimpin yang adil, para pemimpin yang terbimbimg oleh kesucian wahyu; Al Qur'an dan Sunnah, para pemimpin yang dijuluki al-Khulafa' ar-Rasyidun. Dan sejarah Islamlah pengukirnya.
Al-Ajurri menceritakan sikap adil yang dimilikinya, beliau berujar: "Seorang laki-laki Dzimmi dari penduduk Himsh pernah mendatangi Umar bin Abdul Aziz seraya mengadu: "Hai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan hukum Allah". "Apa yang engkau maksud?", sergah Umar bin Abdul Aziz. "Abbas bin Walid bin Abdul Malik telah merampas tanahku", lanjutnya -saat itu Abbas sedang duduk di samping Umar bin Abdul Aziz-. Maka Umar bin Abdul Aziz pun menanyakan hal itu kepada Abbas, "Apa komentarmu?". "Aku terpaksa melakukan itu karena mendapat perintah langsung dari ayahku; Walid bin Abdul Malik", sahut Abbas membela diri. Lalu Umar pun balik bertanya kepada si Dzimmi, "Apa komentarmu?". "Wahai Amirul Mukminin! Aku ingin diberi keputusan dengan hukum Allah", ulang si Dzimmi. Serta merta Umar bin Abdul Aziz pun berkata: “Hukum Allah lebih berhak untuk ditegakkan dari pada hukum Walid bin Abdul Malik”, seraya memerintahkan Abbas untuk mengembalikan tanah yang telah dirampasnya.
Kisah di atas hanyalah satu dari sekian puluh bahkan ratus sikap adil yang dimiliki Umar bin Abdul Aziz. Kisah tentang keadilannya begitu mudah di dapati di buku-buku sejarah yang menulis biografinya. Kisah yang memenuhi lembar demi lembar buku para sejarawan. Sungguh sebuah kisah, siapa pun pembacanya pasti akan menggeleng-gelengkan kepala tanda takjub sambil menyunggingkan rasa masygul tanpa ragu,  diiringi air mata bahagia yang turut mengharukan suasana.

Download Driver Asus X44C For W7 32bit



Sound / Audio
Realtek Audio Driver
Version : V6.0.1.6410
File Size : 101,88 Mb
File Name : Audio_Realtek_SM_Win7_32_Z6016410.zip

Display / VGA
Intel Graphic Driver
Version : V8.15.10.2476
File Size : 70,06 Mb
File Name : VGA_Intel_HD_Graphics_Win7_32_Z815102476.zip
Download

ATK
ATKACPI driver and hotkey-related utilities
Version : V1.0.0014
File Size : 8,02 Mb
File Name : ATKPackage_Win7_32_Z100014.zip
Download

Turbo boost
The Turbo Boost application
Version : V1.0.400.4
File Size : 17,96 Mb
File Name : TurboBoost_Monitor_Win7_32_Z104004.zip
Download

USB
AsMedia USB3.0 Driver
Version : V1.12.5.0
File Size : 3,5 Mb
File Name : USBFilter_WIN7_32_WIN7_64_z101594.zip
Download

Touchpad
Elantech Touchpad driver
Version : V8.0.5.1
File Size : 9,44 Mb
File Name : Touchpad_Elantech_Win7_32_Z8051.zip
Download

Synaptic Tauchpad driver
Version : V15.2.16.1
File Size : 39,72 Mb
File Name : Touchpad_Synaptics_Win7_32_Win7_64_Z152161.zip
Download

Keyboard Device Filter Utility for Win7 32 bit
Version : V1.0.0.3
File Size : 144,02 Kb
File Name : KBFilter_WIN7_32_1003.zip
Download

SATA
Intel Rapid Storage Technology driver
Version : V10.5.0.1026
File Size : 398,83 Kb
File Name : IRST_Intel_Win7_32_Z10501026.zip
Download

Intel Management Engine Interface
Version : V7.0.0.1144
File Size : 12,11 Mb
File Name : MEI_Intel_Win7_32_Z7001144.zip
Download

Card Reader
Realtek Multi-Card Reader Driver
Version : V6.1.7600.10010
File Size : 8,33 Mb
File Name : CardReader_Realtek_Win7_32_Z61760010010.zip
Download

BlueTooth
Atheros BlueTooth driver
Version : V7.4.0.90
File Size : 175,4 Mb
File Name : Bluetooth_Atheros_Win7_32_Z74090.zip
Download

Azurewave Bluetooth driver
Version : V6.2.5.600
File Size : 56,94 Mb
File Name : Bluetooth_Azurewave_Win7_32_Z625600.zip
Download

Lan / Ethernet
Realtek LAN Driver
Version : V7.044.0421.2011
File Size : 5,64 Mb
File Name : LAN_Realtek_Win7_32_Z704404212011.zip
Download

Wi-Fi / Wireless Lan
ASUS Wireless Switch (Wireless Console3) Utility
Version : V3.0.24
File Size : 4,13 Mb
File Name : Wireless_Console_3_Win7_32_Z3024.zip
Download

Atheros Wireless Lan Driver and Application
Version : V9.2.0.446
File Size : 16,23 Mb
File Name : WLAN_Atheros_Win7_32_Z920446.zip
Download

Selasa, 22 Januari 2013

Sofware Al-Qur'an 3D Download


Software Al-Qur'an 3D merupakan sesuatu yang sangat bermanfaat bagi kita agar kita selalu dapat membaca Al-Qur'an. Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Menyukuri.” (QS. Fathir: 29-30)
Ada dua cara seseorang di dalam membaca kitab Allah. Pertama, tilawah hukmiyyah, yaitu membenarkan segala berita yang ada di dalamnya dan menerapkan hukum-hukumnya dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kedua, tilawah lafhzhiyyah atau qira’atul Qur’an, banyak sekali nash-nash yang menyebut keutamaannya. Dalam Shahih Bukhari, disebutkan riwayat dari Utsman bin Affan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya.”

Dalam Shahihain, disebutkan pula hadits dari Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Orang yang mahir membaca Al-Qur’an kelak (mendapat tempat disurga) bersama para utusan yang mulia lagi baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an dan masih terbata-bata, dan merasa berat dan susah, maka dia mendapatkan dua pahala.”

Dua pahala ini, salah satunya merupakan balasan dari membaca Al-Qur’an itu sendiri, sedangkan yang kedua adalah atas kesusahan dan keberatan yang dirasakan oleh pembacanya.

Dalam Shahih Muslim disebutkan riwayat dari Abu Umamah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bacalah Al-Qur’an, karena pada hari Kiamat nanti dia akan datang sebagai pemberi syafa’at kepada orang yang membacanya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia mendapatkan satu kebaikan, sedangkan kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)
Keutamaan-keutamaan ini meliputi seluruh kandungan isi Al-Qur’an. Banyak hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang menyebutkan keutamaan surat-surat tertentu, misalnya surat Al-Fatihah. Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan dari Abu Sa’id bin Mu’alla bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepadanya, “Aku akan mengajarkanmu surat yang paling agung di dalam Al-Qur’an, yaitu Alhamdulillaahi Rabbi l-‘alamiin (Al-Fatihah). Ini adalah tujuh ayat yang diulang-ulang dan Al-Qur’an agung yang diberikan kepadaku.”

Oleh karena keutamaannya itu, maka membacanya menjadi bagian dari rukun shalat. Shalat tidak akan menjadi sah tanpa membaca Al-Fatihah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidak sah shalat bagi siapa yang tidak membaca Al-Fatihah.” (Muttafaq ‘alaih)

Surat dalam Al-Qur’an lainnya yang memiliki keutamaan tersendiri adalah surat Al-Baqarah dan Ali Imran. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bacalah surat Az-Zahrowain, yaitu Al-Baqarah dan Ali Imran. Karena sesungguhnya keduanya akan datang pada hari Kiamat seperti dua buah awan atau seperti dua kawanan burung yang sedang terbang berbaris membela orang-orang yang biasa membacanya. Bacalah surat Al-Baqarah karena membacanya membawa berkah sedangkan meninggalkannya akan menyebabkan penyesalan. Surat ini tidak akan bisa dibaca oleh para tukang sihir.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah, tidak akan bisa dimasuki setan.” (HR. Muslim)

Surat lainnya yang mempunyai keutamaan khusus adalah surat Al-Ikhlas. Dalam Shahih Bukhari disebutkan riwayat dari Abu Said Al-Khudri bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Demi Dzat yang menguasai jiwaku, sesungguhnya ia sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.”
Selain itu, surat yang memiliki keutamaan tersendiri adalah surat Al-Falaq dan An-Nas, atau biasa disebut mu’awwidzatain. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tahukah kamu beberapa ayat yang diturunkan pada hari ini yang belum pernah sebanding dengannya? Yaitu Qul ‘a’udzibi Rabbi l-falaq, dan Qul ‘a’udzubi Rabbi n-nas.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi kita untuk bersungguh-sungguh memperbanyak bacaan Al-Qur’an yang penuh berkah, apalagi di bulan Ramadhan. Para Salafush Shalih dahulu selalu memperbanyak bacaan Al-Qur’an di bulan Ramadhan. Imam Malik, jika Ramadhan tiba, maka beliau berhenti dari membaca hadits dan majelis-majelis ilmu (berhenti mengajar) untuk kemudian berganti membaca Al-Qur’an. Imam Qatadah selalu meng-khatam-kan bacaan Al-Qur’an setiap tujuh hari sekali, sedangkan pada bulan Ramadhan meng-khatam-kannya setiap tiga hari sekali, dan pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan meng-khatam-kannya setiap hari.

Atau
Sumber:
Kajian Romadhon, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin: Al-Qowam.

Rabu, 09 Januari 2013

Instal Dual Boot Ubuntu 12.04 Dengan Windows 7


Tutorial di sore ini mengtengahkan tentang cara menginstal windows 7 dan Ubuntu sdalam satu komputer. Cara ini menjadi solusi bagi yang hanya punya satu komputer dan ingin menjalankan Ubuntu dan Windows dalam satu komputer.
 

Untuk memulai kita anggap  pada komputer sudah terinstall Windows 7 dan juga memiliki ruang penyimpanan yang cukup untuk menginstal Ubuntu bersama windowsnya. Karena kebanyakan pada instalasi Windows, menempati seluruh hard disk.

Hal nomer satu yang harus dilakukan sebelum Instal Dual Boot Ubuntu 12.04 Dan Windows 7Di Satu Komputer adalah mengecilkan Partisi dan membuat/menyediakan ruang kosong untuk instalasi Ubuntunya. Serta, Hal lain yang harus di lakukan adalah

mem-backup data penting sebelum memulai proses, tujuannya bila ada error, data2 itu tidak hilang.

1. Dan klik 'Start' -> lalu klik kanan 'Computer' dan pilih'Manage'

2. Selanjutnya, 'Disk Management' pilih dan klik kanan pada disk lokal (C lalu klik "Shrink Volume'
3. Sebagai contoh saya membuat ruang kosong/space ubuntu dengan kapasitas 8156 MB, ruang kosong ini saya ambil dari besar kapasitas pada (Local disk :C). Jika sudah selesai menentukan besar ruang kosong untuk ubuntunya, lalu Klik 'Shrink' 
4. Setelah mengecilkan drive dan membuat ruang kosong untuk ubuntunya, restart komputer Anda, pastikan bahwa CD / DVD Ubuntu sudah di masukkan ke dalam CD/DVD Room komputer anda. Jangan lupa juga setting boot dari CD / DVD.
5. Selanjutnya, pilih "Something Else" dan klik 'Continou'

6. Kemudian klik pada ruang kosong/free space yang sudah kita buat tadi, dan klik 'Add...' untuk mmembuat ruang swap.

7. Selanjutnya, tentukan jumlah swap untuk membuat. biasanya yang saya buat adalah 500 sampai 1000 MB. Jangan lupa untuk memilih "swap area". Klik Ok untuk menutup jendela.

8. Selanjutnya, klik 'Add..' lagi untuk membuat partisi Ubuntu dan menggunakan semua ruang bebas/free space yang tersedia. Pastikan untuk memilih garis miring (/) sebagai mount point.
9. Selanjutnya, Centang filesystem ext4. Sejauh ini kita sudah berhasil untuk menkonfigurasi aturan yang diperlukan sebelum mendualboot Windows dan Ubuntu. Lalu sekarang di lanjut dengan menginstal Ubuntunya, klik 'Install Now'
10. Lalu ikuti langkah - langkah penginstalannya hingga selesai,
Setelah instalasi udah selesai, maka anda akan disajikan dengan tampilan berikut saat anda memuali menyalahkan komputer anda, dan anda dapat memilih OS mana yang akan anda gunakan.
Silahkan dinikmati fitur multi komplit Selamat menikmati dual boot Windows 7 dengan Ubuntu 12.04 nya. Semoga Bermanfaat.